Di air yang tenang, di angin mendayu,perasaan penghabisan segala melaju,
menderu angin memacu laju,
bersama "Quarter Horse" berlari laju,
Berlari masih terus berlari,
Hingga temu warisan duniawi,
Alpa lihat bintang terus cumbui bulan,
Malam terus cemburi diri,
Warisannya harus kembali sebelum dinahari,
berlari terus berlari, melayang di atas sana,
Terhempas di satu wajah.
Lelaki montel berambut jarang, senyum tak lekang,
Ia lelaki yang resah, hilang arah,
mana menghilang? semua goyang?
merapuh tinggalkan sendirian?? kawan....
hanya warisan yang ditinggalkan
Baru berkenalan. Cuma berpandangan
Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam
Masih saja berpandangan...
diheretnya ke orkes di teras emas kota,
Sebelum "Si MILA" bercerita,
tentang kehidupan selapasnya....
Angin memacu laju, dingin tubuhnya....
ku selimuti baldu Parsi,
Maka... bermula sebuah warna pertama si pemuda & dara....
Aduh! mengaduhku, minta sembuh,
Jiwaku di telanjang tika dia menerajang,
Diam, terus diam bisu...
masih di terajang, tapi ia girang,
Kersani terus merapuh,
Pahlawan terbilang hancur,
kerna bisa kata warisan kota,
"tak usah cumbui aku"
GILA!!!! teriak ku bisu
Bicaranya sama,
Bermula 1 pergi 2, 3
Hingga menjentik merah jiwa,
Darahku masih mengalir laju
masih membisu, seolah mati kaku
Persoalannya membentakkan jiwa muda dipaksa,
Ya!! aku terpaksa diamkan bicaramu,
biarpun jiwa ku gelojak amarah,
Hei! Aku Pahlawan rimba,
Kersaniku tak akan cair begitu,
Bicaranya nggak ketahuan,
Amarah jiwa dipersoalkan
ingin dibakar warisannya
Ajaib....
Dari amarah terbuka jiwa,
Semua kerna kudus bicara,
Pahlawan rimba mengatur langkah,
biarpun warisan salah angkara,
kasturi mula menghakis kersani...
Bermula cerita... JIWA
Ia ketawa
Dan rumput kering terus menyala
bukan tika diheret ke teras kota,
Ya! Bukan pertama, udah bicara,
merah bukan amarah,
ini warisan dicarinya,
Bagaimana???
Pahlawan ini kelu bicara,
"bicara hancurkanku,
Amarah menghempas ku,
tak aku malu, ia bicara begitu,
dari jiwa kudus sucinya satu"
Suaranya tinggi
Darahku terhenti berlari
Apakah aku harus memacu seru angin membantuku,
kabarkan bicaramu yang mengodaku,
benar bicaramu, hanyutkan kersaniku
Jalan sudah bertahun ku tempuh
tiada yang fahamiku,
seru dia aku menunggu
Rajawali ke bumi akanku tunggu,
andai ia tali pelangiku....
biarla ia mengalir sama kersaniku....
akan kucoba memeluk hati mati,
andai pelangi itu pekat warnai....
harapkan tali itu akan terus bertemu
dengan pelangi jiwa mudamu.....
P/S: Terima kasih kepada yg memberi inspirasi, berjaya utk aku 1st time,
maaf kalo ada yg terasa bkn utk kritik or kenakan sesape....
hakikatnya semua kerna bisa kata2, aku berkata YA, utk diam bicara,
Aku benci soalan yg sama...
MAAF ANDAI WARNA INI BUAT KAMU TERASA...
harap Jgn menjauh sudah....:-)
walaupun Bm ku 8
ReplyDelete