Ku Saksikan mereka menjilat Bangsa,
Lalu memperkosa ugama,
hanya untuk duniawi sementara,
Nafsu Manusia... Lupa yang Esa
Jan 31, 2012
Jan 28, 2012
Perjuangan
Pejuangan ini tiada hujung,
Saudara hanya berkabung,
Perjuangan ini harus dijunjung,
Bukan minta disanjung,
Tapi... Kalian Berselubung,
Mencipta eropah teragung,
Habis dilombong,
Muslim yang agung.
Buat para pejuang mislimin diseluruh dunia, cemburu aku buat kalian yang syahid berlandaskan agama, sedangkan aku hanya mampu menarikan pena....
Saudara hanya berkabung,
Perjuangan ini harus dijunjung,
Bukan minta disanjung,
Tapi... Kalian Berselubung,
Mencipta eropah teragung,
Habis dilombong,
Muslim yang agung.
Buat para pejuang mislimin diseluruh dunia, cemburu aku buat kalian yang syahid berlandaskan agama, sedangkan aku hanya mampu menarikan pena....
Jan 26, 2012
Norma Dunia
Kini bermula,
Holocaust hanya propaganda,
Hanya tagih simpati dunia,
yang sebenarnya boneka mereka,
Tiada tawa riang,
Tiada jiwa tenang,
Anak-anak yatim, keluarga tiada ketua,
Mereka ketawa gah di tembok durjana,
Sedangkan kita masih ratapi yg berdarah mulia,
Hidup di dalam kemelut kebencian,
Jiwa ini dibaluti dendam-dendam yang sukar di ubati,
Terbentang hiasan kemarahan yang membentuk perpecahan,
Tiada lagi pengertian dalam kehidupan,
Ternyata terhapusnya peradaban,
Pupusnya kebenaran sebagai pertengahan,
Dimanakah erti kedamaian,
Kesatuan yang hanya berantakan,
Penindasan menjadi simbol penaklukan,
Penjajahan diibaratkan sebagai penaklukan,
Kejamnya anak kecil derita,
satu dunia hanya membantah,
Penjanjian aman diikat,
semuanya sampah,
Ya, meja bulat,
hanya tahu menjerit, bebaskan mereka,
merdekakan mereka,
Sedang marifatnya mereka tertawa, didusta,
hanya lakonan untuk tontonan dunia...
p/s: sebuah "warna" hasil dari kolobrasi bersama saudara bubble...
Holocaust hanya propaganda,
Hanya tagih simpati dunia,
yang sebenarnya boneka mereka,
Tiada tawa riang,
Tiada jiwa tenang,
Anak-anak yatim, keluarga tiada ketua,
Mereka ketawa gah di tembok durjana,
Sedangkan kita masih ratapi yg berdarah mulia,
Hidup di dalam kemelut kebencian,
Jiwa ini dibaluti dendam-dendam yang sukar di ubati,
Terbentang hiasan kemarahan yang membentuk perpecahan,
Tiada lagi pengertian dalam kehidupan,
Ternyata terhapusnya peradaban,
Pupusnya kebenaran sebagai pertengahan,
Dimanakah erti kedamaian,
Kesatuan yang hanya berantakan,
Penindasan menjadi simbol penaklukan,
Penjajahan diibaratkan sebagai penaklukan,
Kejamnya anak kecil derita,
satu dunia hanya membantah,
Penjanjian aman diikat,
semuanya sampah,
Ya, meja bulat,
hanya tahu menjerit, bebaskan mereka,
merdekakan mereka,
Sedang marifatnya mereka tertawa, didusta,
hanya lakonan untuk tontonan dunia...
p/s: sebuah "warna" hasil dari kolobrasi bersama saudara bubble...
Dalam Mimpi
Aku melukis semua kebahgian,
Buangkan Segala kekusutan,
Aku terawangan mencari kemewahannya,
Hakikatnya Cuba Sembunyi Kenyataan,
Dalam mimpi indah semuanya,
Dalam mimpi kita bahgia,
Dalam Mimpi tiada sedihnya,
Dalam mimpi kitalah raja,
Saat jaga tersentak,
tiada keindahan nyata,
Mewah itu ilusi minda,
raja di kaki lima,
Pengemis Tua...
Mengharap bahgia dari namanya manusia.....
Buangkan Segala kekusutan,
Aku terawangan mencari kemewahannya,
Hakikatnya Cuba Sembunyi Kenyataan,
Dalam mimpi indah semuanya,
Dalam mimpi kita bahgia,
Dalam Mimpi tiada sedihnya,
Dalam mimpi kitalah raja,
Saat jaga tersentak,
tiada keindahan nyata,
Mewah itu ilusi minda,
raja di kaki lima,
Pengemis Tua...
Mengharap bahgia dari namanya manusia.....
Anak itu mencari Jawapan
Ku Perhatikan anak itu berlari,
Bertanyakan itu ini,
ada yang bentak bila di soalnya,
si tua utamanya,
lagak seperti tuah, kononnya pembela,
Apa Benar Jebat itu derhaka?
Sedangkan hukuman Tuah tanpa usul periksa?
Salahkan awang menuntut bela?
Huru hara negara kerna sebiji nangka,
Tubuhku digoncang dengan teriakkan
Anak itu menanti jawapan,
Apakah harus timbulnya pembohongan,
menutup kebenaran?
Anak itu masih kaku menanti jawapan,
berdiri di kaki jalan.
Bertanyakan itu ini,
ada yang bentak bila di soalnya,
si tua utamanya,
lagak seperti tuah, kononnya pembela,
Apa Benar Jebat itu derhaka?
Sedangkan hukuman Tuah tanpa usul periksa?
Salahkan awang menuntut bela?
Huru hara negara kerna sebiji nangka,
Tubuhku digoncang dengan teriakkan
Anak itu menanti jawapan,
Apakah harus timbulnya pembohongan,
menutup kebenaran?
Anak itu masih kaku menanti jawapan,
berdiri di kaki jalan.
Subscribe to:
Posts (Atom)