Kaki ini telah lelah,
Menapak jejak drama dunia,
tak terhitung beribu langkah,
tak terbilang berliku arah,
Kaki ini tetap berlari,
Walaupun terjatuh berdarah,
Tetapku langkah,
Walaupun beban buatku perlahan,
Tetap laju berlari,
Mencari arah kebahagian,
cubaku tinggalkan penderitaan,
bebanan...
Kaki ini telah lelah...
Menapaki jejak drama dunia....
Jun 19, 2011
Jun 14, 2011
Sampah a.k.a hipokrit
Setiap Sudut dipenuhi,
Sahutan suara mereka,
Jijik aku merakamnya,
Selerak, berterabur,
cuba ku buang, semakin penuh,
cuba ku halang, makin datang,
Pelbagai Jenis,
Mereka tak punya masa rehatkah?
Bicara tentang koternya si polan,
Sucikah? Maksumkah?
Bicara tentang sampah jalanan,
Sedangkan ia lupa yang dia sedang bertaburan,
Tak sedar mereka mempalit kotoran,
melekat disebalik kesucian
Sahutan suara mereka,
Jijik aku merakamnya,
Selerak, berterabur,
cuba ku buang, semakin penuh,
cuba ku halang, makin datang,
Pelbagai Jenis,
Mereka tak punya masa rehatkah?
Bicara tentang koternya si polan,
Sucikah? Maksumkah?
Bicara tentang sampah jalanan,
Sedangkan ia lupa yang dia sedang bertaburan,
Tak sedar mereka mempalit kotoran,
melekat disebalik kesucian
Tentang ugama dan maruah
Jangan Agungkan eropah,
Sedangkan kita punya corak untuk digubah,
Jangan diaibkan hakikat,
Sembunyi yang makrifat,
Jangan dirujuk eropah sehabisnya,
Sedangkan kita yang pimpin sehingga berlari ia,
Hingga dimamah diri,
Tergadai maruah kini,
Lionheart dijulang,
Sedangkan SALADIN tak kita kenang,
Hanya berdendang bila....
Palestin bergendang...
Bukan tangis riang...
Sedangkan kita punya corak untuk digubah,
Jangan diaibkan hakikat,
Sembunyi yang makrifat,
Jangan dirujuk eropah sehabisnya,
Sedangkan kita yang pimpin sehingga berlari ia,
Hingga dimamah diri,
Tergadai maruah kini,
Lionheart dijulang,
Sedangkan SALADIN tak kita kenang,
Hanya berdendang bila....
Palestin bergendang...
Bukan tangis riang...
Feb 9, 2011
CiptaanKu
Saat celik mata Aku nantikan namaku dilaung,
Tapi kau asih berlopong,
Teriak kosong,
Kelu... kau terus berlalu,
Disaat kau makan,
Ku nantikan kata azimatmu,
Ibarat aku penunggu,
untuk mendengar bicaramu padaku,
Sibuk agaknya kamu,
tak mengapa kau persiakan aku,
sabarku lebih dari yang kau tahu,
aku terlalu sayangkan mu,
Saat kau pejam mata tika malam,
berharap kau bisikkan cinta padaku,
ku nantikan waktu itu,
dan kau masih persiakan aku,
Mengapa...
ku hanya nantikan bisikan cintamu,
ku nantikan kau daang menyambutku,
subuh, zohor, asar, maghrib, isyak,
5 waktu yang ku nantikan cintamu,
Aku setia lebih dari kekasihmu,
selalu mendampingimu,
mengapa sanggup kau khianati aku,
batu hatimu??
Aku masih berharap,
kau membisikkan cinta denganku,
sujud untuk ku,
Akan ku nantikan waktu itu,
CiptaanKu
Tapi kau asih berlopong,
Teriak kosong,
Kelu... kau terus berlalu,
Disaat kau makan,
Ku nantikan kata azimatmu,
Ibarat aku penunggu,
untuk mendengar bicaramu padaku,
Sibuk agaknya kamu,
tak mengapa kau persiakan aku,
sabarku lebih dari yang kau tahu,
aku terlalu sayangkan mu,
Saat kau pejam mata tika malam,
berharap kau bisikkan cinta padaku,
ku nantikan waktu itu,
dan kau masih persiakan aku,
Mengapa...
ku hanya nantikan bisikan cintamu,
ku nantikan kau daang menyambutku,
subuh, zohor, asar, maghrib, isyak,
5 waktu yang ku nantikan cintamu,
Aku setia lebih dari kekasihmu,
selalu mendampingimu,
mengapa sanggup kau khianati aku,
batu hatimu??
Aku masih berharap,
kau membisikkan cinta denganku,
sujud untuk ku,
Akan ku nantikan waktu itu,
CiptaanKu
Lari - Masalah diri
Sunyi hati ini di sapa sepi,
Gundah jiwa ini dijerit duka,
Benar jalan ku lalui?
Adakah ini yang diteriak diri?
Aku ingin lari,
Tapi bukan masalah diri,
berlari atau terbang tinggi,
atau bersembunyi?
Seluruh penjuru ia berlari,
pantas melulu ke arahku,
tenang tak menjemput,
Gundah makin menjerit,
Hati ini sempit,
aku ingin lari,
masalah hampiri,
haruskah aku menyepi,
Selimuti kain putih hati,
Gundah jiwa ini dijerit duka,
Benar jalan ku lalui?
Adakah ini yang diteriak diri?
Aku ingin lari,
Tapi bukan masalah diri,
berlari atau terbang tinggi,
atau bersembunyi?
Seluruh penjuru ia berlari,
pantas melulu ke arahku,
tenang tak menjemput,
Gundah makin menjerit,
Hati ini sempit,
aku ingin lari,
masalah hampiri,
haruskah aku menyepi,
Selimuti kain putih hati,
Maut
Ia datang tanpa diundang,
Siang atau malam,
Sama ada tenteram atau jahanam,
Ia tetap melayang,
Dari satu hingga dua serta seterusnya,
Tiada yang terlepas dari cengkamannya,
Engkau berharta?
nescaya tidak dapat merasuahnya,
Yang pasti andai kau menemuinya,
akan bergetar seluruh anggota,
Ngeri atau sebaliknya,
terpulang hidup kau di dunia,
Tugasnya hanya mencabut nyawa,
Tak kira derhaka atau pewira,
Maut pasti tiba, cuma...
Tidak diketahui bila...
Siang atau malam,
Sama ada tenteram atau jahanam,
Ia tetap melayang,
Dari satu hingga dua serta seterusnya,
Tiada yang terlepas dari cengkamannya,
Engkau berharta?
nescaya tidak dapat merasuahnya,
Yang pasti andai kau menemuinya,
akan bergetar seluruh anggota,
Ngeri atau sebaliknya,
terpulang hidup kau di dunia,
Tugasnya hanya mencabut nyawa,
Tak kira derhaka atau pewira,
Maut pasti tiba, cuma...
Tidak diketahui bila...
Jan 17, 2011
100 tingkat
100 tingkat,
Gah kau bertempat,
Gara-gara koporat,
ada merempat, melarat,
di negara berdaulat,
100 tingkat,
apa manfaat?, ada muslihat?,
semua kerna koporat keparat,
ada yang melarat,
100 tingkat,
kami biarkan kau memeluk erat,
Sumpah kami, keparat...
Kamu akan hidup merempat,
Di tanah yang berdaulat
Gah kau bertempat,
Gara-gara koporat,
ada merempat, melarat,
di negara berdaulat,
100 tingkat,
apa manfaat?, ada muslihat?,
semua kerna koporat keparat,
ada yang melarat,
100 tingkat,
kami biarkan kau memeluk erat,
Sumpah kami, keparat...
Kamu akan hidup merempat,
Di tanah yang berdaulat
Sesumpah
Mengapa ini terjadi,
Sampai bila ia akan begini,
Oh sesumpah bila kau akan pergi,
Ia akan menangis lagi,
Jauh lah kau berlari,
Tinggalkan kami sendiri,
walauapa yg terjadi,
jangan kau kembali....
Sampai bila ia akan begini,
Oh sesumpah bila kau akan pergi,
Ia akan menangis lagi,
Jauh lah kau berlari,
Tinggalkan kami sendiri,
walauapa yg terjadi,
jangan kau kembali....
untuk mereka yg sentiasa berubah-ubah prinsip seperti lalang.....
Jan 10, 2011
Siapa Dia?
Dia membawa sinar untuk ku,
Harapannya bukan palsu,
Dia adalah guru terhebat dalam duniaku,
Ampunkan aku khianati amanatmu,
Dia pernah diludah,
Dia pernah dibaling bata,
Dia pernah dihina
Tidak marah hanya tersenyum, doakan sejahtera
Siapa Dia?
Pemberi cahya dunia,
Dia guruku, kau, kalian, kita semua
Mungkin terlupa jasa darinya,
Pasti Dia terluka,
Andai masih dia menghirup udara tercemar,
kerna kita jauh dari pelajarannya,
Siapa Dia?
Manusia mulia,
Bayarannya?
Caci cerca, batu bata, ugut bunuh sekeluarga...
Semuanya hanya percuma,
Kita hanyut sebagai muridnya,
Lupa ajarannya yang utama,
Kembalilah kepada sunnahnnya,
Siapa Dia?
Muhammad S.A.W terpahat nama,
Sinari hidup aku, kau, kita, kalian semua,
kita lupa ajanrannya.... kembalilah
Harapannya bukan palsu,
Dia adalah guru terhebat dalam duniaku,
Ampunkan aku khianati amanatmu,
Dia pernah diludah,
Dia pernah dibaling bata,
Dia pernah dihina
Tidak marah hanya tersenyum, doakan sejahtera
Siapa Dia?
Pemberi cahya dunia,
Dia guruku, kau, kalian, kita semua
Mungkin terlupa jasa darinya,
Pasti Dia terluka,
Andai masih dia menghirup udara tercemar,
kerna kita jauh dari pelajarannya,
Siapa Dia?
Manusia mulia,
Bayarannya?
Caci cerca, batu bata, ugut bunuh sekeluarga...
Semuanya hanya percuma,
Kita hanyut sebagai muridnya,
Lupa ajarannya yang utama,
Kembalilah kepada sunnahnnya,
Siapa Dia?
Muhammad S.A.W terpahat nama,
Sinari hidup aku, kau, kita, kalian semua,
kita lupa ajanrannya.... kembalilah
Kawan
Seabad kita berdebat,
Tiada rehat,
Kau dan aku terikat,
tak pernah kelat,
Usah biarkan gelasnya kosong,
Tuang biarkan kembung,
Biar kita terlolong,
Erat kita bersambung,
Kini kita teriak meraung,
Saling bertarung,
Lupa Sumpah yang dipasung,
punah apa yang tersambung,
Satu ketika...
Kau terluka aku berdarah,
Mee sepinggan kongsi bersama,
Lupa teh secawan... Untuk yang bernama kawan
Tiada rehat,
Kau dan aku terikat,
tak pernah kelat,
Usah biarkan gelasnya kosong,
Tuang biarkan kembung,
Biar kita terlolong,
Erat kita bersambung,
Kini kita teriak meraung,
Saling bertarung,
Lupa Sumpah yang dipasung,
punah apa yang tersambung,
Satu ketika...
Kau terluka aku berdarah,
Mee sepinggan kongsi bersama,
Lupa teh secawan... Untuk yang bernama kawan
Subscribe to:
Posts (Atom)